LUTHFIAH AZZAHRA





Penggunaan Blockchain dalam Meningkatkan Transparansi dan Keamanan Rantai Pasokan Produk Perkebunan

Rantai pasokan produk perkebunan adalah salah satu elemen terpenting dalam industri pertanian dan agribisnis. Ini adalah jaringan kompleks yang mencakup semua tahap produksi, pengolahan, distribusi, dan pemasaran produk perkebunan seperti kopi, kakao, teh, dan banyak lagi. Rantai pasokan ini menjadi tulang punggung ekonomi global, menyediakan makanan dan komoditas penting untuk jutaan orang di seluruh dunia.

Namun, seperti yang sering terjadi dalam rantai pasokan yang panjang dan kompleks, transparansi dan keamanan sering kali menjadi masalah. Ketidaktransparan dalam rantai pasokan dapat menghasilkan berbagai masalah, termasuk kebingungan tentang asal-usul produk, risiko penipuan, pemalsuan, dan pelanggaran hak asasi manusia. Selain itu, tantangan keamanan seperti pencurian dan sabotase juga dapat merusak rantai pasokan produk perkebunan.

Untuk mengatasi masalah ini, teknologi blockchain muncul sebagai solusi inovatif. Blockchain adalah ledger digital terdesentralisasi yang mencatat transaksi dalam bentuk blok yang terhubung satu sama lain secara kriptografis. Dengan fitur-fitur seperti keamanan yang kuat, transparansi, dan ketidakmungkinan untuk dimanipulasi, teknologi ini memiliki potensi besar untuk mengubah cara rantai pasokan produk perkebunan beroperasi.

Blockchain adalah sebuah teknologi yang pertama kali dikenal melalui mata uang digital Bitcoin, tetapi sekarang telah menemukan banyak aplikasi di luar dunia kripto. Secara sederhana, blockchain adalah ledger digital terdesentralisasi yang mencatat transaksi atau data dalam blok yang terhubung satu sama lain secara kriptografis. Ini berarti setiap blok menyimpan informasi tentang transaksi sebelumnya dan mengikatnya dengan blok sebelumnya dalam rantai, membentuk rantai blok yang tidak dapat diubah. Keunikan utama dari blockchain adalah desentralisasi, artinya tidak ada satu entitas pusat yang mengontrolnya. Sebaliknya, data disimpan di seluruh jaringan komputer yang dikenal sebagai node.

Selain itu, Indonesia terlibat dalam kerja sama dengan organisasi dan investor internasional, mengakses keahlian global untuk memperkuat kapasitasnya dalam implementasi CCS. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman negara Indonesia tentang teknologi CCS dan mendorong infrastruktur yang diperlukan untuk adopsi teknologi yang luas.

Proses kerja blockchain dimulai ketika transaksi baru dibuat. Transaksi ini kemudian diverifikasi oleh node dalam jaringan, dan jika valid, transaksi tersebut digabungkan dengan transaksi lainnya dalam satu blok. Setiap blok memiliki kode kriptografis unik yang mencakup informasi tentang blok sebelumnya, sehingga membentuk rantai blok. Setelah blok selesai, itu ditambahkan ke blockchain secara permanen. Penting untuk dicatat bahwa setiap data yang telah dimasukkan ke dalam blockchain tidak dapat diubah tanpa mengubah semua blok berikutnya, yang praktis tidak mungkin dilakukan karena memerlukan kekuatan komputasi yang sangat besar. Inilah yang membuat blockchain sangat aman dan dapat diandalkan.