Rantai pasokan produk perkebunan adalah salah satu elemen terpenting dalam
industri pertanian dan agribisnis. Ini adalah jaringan kompleks yang mencakup
semua tahap produksi, pengolahan, distribusi, dan pemasaran produk perkebunan
seperti kopi, kakao, teh, dan banyak lagi. Rantai pasokan ini menjadi tulang
punggung ekonomi global, menyediakan makanan dan komoditas penting untuk jutaan
orang di seluruh dunia.
Namun, seperti yang sering terjadi dalam rantai pasokan yang panjang dan
kompleks, transparansi dan keamanan sering kali menjadi masalah.
Ketidaktransparan dalam rantai pasokan dapat menghasilkan berbagai masalah,
termasuk kebingungan tentang asal-usul produk, risiko penipuan, pemalsuan, dan
pelanggaran hak asasi manusia. Selain itu, tantangan keamanan seperti pencurian
dan sabotase juga dapat merusak rantai pasokan produk perkebunan.
Untuk mengatasi masalah ini, teknologi blockchain muncul sebagai solusi
inovatif. Blockchain adalah ledger digital terdesentralisasi yang mencatat
transaksi dalam bentuk blok yang terhubung satu sama lain secara kriptografis.
Dengan fitur-fitur seperti keamanan yang kuat, transparansi, dan
ketidakmungkinan untuk dimanipulasi, teknologi ini memiliki potensi besar untuk
mengubah cara rantai pasokan produk perkebunan beroperasi.
Blockchain adalah sebuah teknologi yang pertama kali dikenal melalui mata uang
digital Bitcoin, tetapi sekarang telah menemukan banyak aplikasi di luar dunia
kripto. Secara sederhana, blockchain adalah ledger digital terdesentralisasi
yang mencatat transaksi atau data dalam blok yang terhubung satu sama lain
secara kriptografis. Ini berarti setiap blok menyimpan informasi tentang
transaksi sebelumnya dan mengikatnya dengan blok sebelumnya dalam rantai,
membentuk rantai blok yang tidak dapat diubah. Keunikan utama dari blockchain
adalah desentralisasi, artinya tidak ada satu entitas pusat yang mengontrolnya.
Sebaliknya, data disimpan di seluruh jaringan komputer yang dikenal sebagai
node.
Selain itu, Indonesia terlibat dalam kerja sama dengan organisasi dan investor
internasional, mengakses keahlian global untuk memperkuat kapasitasnya dalam
implementasi CCS. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
negara Indonesia tentang teknologi CCS dan mendorong infrastruktur yang
diperlukan untuk adopsi teknologi yang luas.
Proses kerja blockchain dimulai ketika transaksi baru dibuat. Transaksi ini
kemudian diverifikasi oleh node dalam jaringan, dan jika valid, transaksi
tersebut digabungkan dengan transaksi lainnya dalam satu blok. Setiap blok
memiliki kode kriptografis unik yang mencakup informasi tentang blok sebelumnya,
sehingga membentuk rantai blok.
Setelah blok selesai, itu ditambahkan ke blockchain secara permanen. Penting
untuk dicatat bahwa setiap data yang telah dimasukkan ke dalam blockchain tidak
dapat diubah tanpa mengubah semua blok berikutnya, yang praktis tidak mungkin
dilakukan karena memerlukan kekuatan komputasi yang sangat besar. Inilah yang
membuat blockchain sangat aman dan dapat diandalkan.