Indonesia, negara kepulauan dengan ekonomi yang berkembang pesat, sedang berjuang
untuk menyeimbangkan pertumbuhan industri dengan tanggung jawab lingkungan.
Ketika negara ini menghadapi tantangan global perubahan iklim, ia semakin
beralih ke solusi inovatif seperti Carbon Capture & Storage (CCS) untuk
mengurangi emisi karbon dioksida (CO2). Artikel ini menelusuri lanskap Carbon
Capture & Storage (CCS) di Indonesia, menjelajahi potensinya, tantangan, dan
langkah-langkah negara ini menuju masa depan yang berkelanjutan.
Kebutuhan akan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon
Indonesia, seperti banyak negara berkembang lainnya, sangat bergantung pada
bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energinya. Ketergantungan ini telah
berkontribusi secara signifikan pada emisi karbon negara ini, membuatnya menjadi
hal yang sangat penting untuk menemukan solusi yang efektif dan dapat diadopsi
untuk mengatasi perubahan iklim. Melihat hal ini, Indonesia telah menyadari
perlunya strategi komprehensif, termasuk teknologi seperti CCS untuk menangkap
emisi CO2 pada sumbernya dan mencegah pelepasannya ke atmosfer.
Munculnya CCS di Indonesia
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mencapai kemajuan signifikan
dalam mengakui potensi CCS sebagai elemen kunci dalam upaya mitigasi perubahan
iklim. Pemerintah telah memulai kebijakan dan kemitraan untuk mendorong
pengembangan dan penerapan teknologi CCS. Salah satu langkah penting adalah
diterbitkannya Peraturan Presiden (PERPRES) No. 98/2021 tentang Penyelenggaraan
Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara
Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional.
Laboratorium PT KTU digunakan untuk menganalisa sampel daun dan tanah kebun
Astra Agro
Lestari yang berada di Pulau Sumatera. Di sana dijelaskan proses dari sampel
masuk
hingga hasil yang menjadi referensi pemupukan di lahan. Di sore harinya kami
diajak
berkeliling pabrik untuk melihat proses pengolahan tandan buah segar (TBS)
sampai
menjadi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Kami semua dijelaskan
setiap alur
proses serta limbah pabrik yang kemudian dimanfaatkan kembali sehingga tidak ada
limbah
yang terbuang. Kegiatan ini sangat seru dan memberikan wawasan baru bagi kami
semua,
kami dapat mengenal lebih dekat kelapa sawit.
Selain itu, Indonesia terlibat dalam kerja sama dengan organisasi dan investor
internasional, mengakses keahlian global untuk memperkuat kapasitasnya dalam
implementasi CCS. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
negara Indonesia tentang teknologi CCS dan mendorong infrastruktur yang
diperlukan untuk adopsi teknologi yang luas.
Tantangan dalam Implementasi
Meskipun ada perkembangan yang menjanjikan, Indonesia menghadapi tantangan dalam implementasi luas CCS. Salah satu hambatan signifikan adalah aspek keuangan, karena implementasi teknologi CCS memerlukan investasi yang substansial. Menyelaraskan kelayakan ekonomi proyek dengan manfaat lingkungan yang dihasilkan tetap menjadi tantangan utama. Pemerintah harus mengeksplorasi mekanisme pendanaan, kemitraan, dan insentif keuangan untuk membuat proyek CCS menarik bagi investor.
Tantangan lainnya terletak pada pengembangan situs penyimpanan yang sesuai untuk karbon yang tertangkap. Mengidentifikasi dan mengamankan lokasi penyimpanan yang aman dan permanen krusial untuk keberhasilan inisiatif CCS. Memastikan penerimaan publik dan mengatasi dampak lingkungan dan sosial potensial juga sangat penting, menekankan perlunya komunikasi transparan dan keterlibatan pemangku kepentingan.