Pengaruh Nilai Tukar dan Harga Terhadap Volume Ekspor Crude Palm Oil (CPO) PT. Letawa
Crude Palm Oil (CPO) merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Namun, pandemi COVID-19 membawa dampak signifikan pada perdagangan global, termasuk penurunan volume ekspor CPO Indonesia. Sebagai ilustrasi, pada tahun 2020, volume ekspor CPO menurun dari 30,22 juta ton menjadi 27,63 juta ton, meskipun nilai ekspor meningkat akibat lonjakan harga. Studi ini bertujuan menganalisis pengaruh nilai tukar dan inflasi terhadap volume ekspor CPO selama pandemi.
Kajian Literatur
- Ekspor: Ekspor adalah kegiatan perdagangan internasional yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti nilai tukar, inflasi, dan kebijakan pemerintah. Menurut teori ekonomi, depresiasi nilai tukar cenderung meningkatkan ekspor, sedangkan inflasi dapat menurunkan daya saing produk di pasar global.
- Nilai Tukar: Menurut teori Mundell-Fleming, depresiasi nilai tukar akan meningkatkan daya saing produk domestik di pasar internasional, sedangkan apresiasi akan memberikan efek sebaliknya.
- Inflasi: Kenaikan inflasi sering menyebabkan harga komoditas naik, yang menurunkan daya saing produk. Dalam konteks ekspor, inflasi berperan penting dalam menentukan permintaan global terhadap produk dari suatu negara.
Hasil dan Pembahasan
1. Pengaruh Nilai Tukar: Analisis menunjukkan bahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor CPO. Hal ini berbeda dengan teori yang menyatakan depresiasi nilai tukar dapat mendorong ekspor. Hambatan perdagangan internasional, seperti kelangkaan kontainer dan gangguan rantai pasok, menjadi penyebab utama penurunan ekspor selama pandemi, sehingga efek nilai tukar tidak terlihat.
2. Pengaruh Inflasi: Inflasi memiliki dampak negatif signifikan terhadap ekspor CPO. Selama pandemi, inflasi menyebabkan kenaikan harga CPO, yang mengurangi daya saing produk di pasar internasional. Akibatnya, permintaan terhadap CPO menurun, dan volume ekspor mengalami penurunan tajam.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama pandemi COVID-19, inflasi menjadi faktor utama yang memengaruhi penurunan volume ekspor CPO Indonesia secara signifikan. Harga komoditas yang meningkat akibat inflasi menurunkan daya saing CPO di pasar global. Sebaliknya, nilai tukar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ekspor, menunjukkan bahwa hambatan logistik memiliki dampak lebih besar. Untuk menghadapi tantangan di masa depan, diperlukan kebijakan yang fokus pada stabilitas harga, perbaikan logistik internasional, dan penguatan daya saing produk di pasar global.