Ahmad Hucain Deedat | 9 Desember 2024
Daftar Isi
Carbon Capture and Storage (CCS) adalah sebuah teknologi yang dirancang untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO₂) dari sumber-sumber besar, seperti pembangkit listrik tenaga batu bara dan industri berat. Proses ini melibatkan serangkaian proses untuk menangkap gas CO₂ yang dihasilkan oleh aktivitas manusia sebelum mencapai atmosfer, serta mengalirkannya ke tempat penyimpanan yang aman.
Definisi dan Tujuan CCS
CSS adalah suatu pendekatan yang bertujuan mengurangi emisi CO₂ ke atmosfer. Teknologi ini terdiri dari tiga tahap utama: penangkapan, transportasi, dan penyimpanan karbon. Penangkapan melibatkan pemisahan CO₂ dari gas buang pembangkit listrik atau pabrik, sementara transportasi mengalirkan gas CO₂ yang ditangkap ke lokasi penyimpanan. Akhirnya, penyimpanan dilakukan di bawah permukaan bumi, seperti formasi batuan yang tidak terkonsolidasi atau lapangan minyak yang sudah habis.
Implikasi dan Tantangan CCS
Meskipun CCS menawarkan potensi besar dalam mengurangi emisi karbon, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi.
1. Biaya Tinggi
Implementasi CCS memerlukan investasi yang signifikan dalam infrastruktur dan teknologi. Biaya tinggi ini dapat menjadi hambatan, terutama bagi negara-negara atau perusahaan dengan sumber daya terbatas. Contohnya, penandatanganan pengembangan CCS antara Pemerintah Indonesia dan ExxonMobil melibatkan investasi sebesar 15 miliar dolar AS, yang merupakan biaya yang relatif mahal dibandingkan dengan proyek-proyek lainnya.
2. Risiko Kebocoran
Risiko kebocoran CO₂ dari lokasi penyimpanan menjadi salah satu kekhawatiran utama. Meskipun teknologi penyimpanan modern telah berkembang untuk menghindari insiden kebocoran, risiko ini masih perlu dipertimbangkan saat melakukan evaluasi proyek CCS. Kontrol yang ketat dan monitoring yang intensif diperlukan untuk memastikan bahwa CO₂ tetap tersimpan dengan aman di bawah permukaan bumi.
Potensi CSS di Indonesia
Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan CCS. Berdasarkan data dari PT Pertamina (Persero), Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan CO₂ potensial mencapai 400–600 gigaton di depleted reservoir dan saline aquifer. Dengan potensi ini, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemimpin dalam era industri hijau. Potensi CCS di Indonesia memungkinkan penyimpanan emisi CO₂ nasional selama 322–482 tahun, dengan perkiraan puncak emisi sebesar 1,2 gigaton CO₂-eq pada tahun 2030.
Komitmen Pemerintah Inonesia
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam pengembangan CCS. Presiden Joko Widodo telah menerbitkan aturan penangkapan dan penyimpanan karbon melalui Perpres No. 14 Tahun 2024. Aturan ini bertujuan untuk mempromosikan pengembangan CCS sebagai salah satu strategi mitigasi pemanasan global. Dengan regulasi ini, pemerintah ingin meningkatkan daya tarik investasi dan menciptakan nilai ekonomi dari proses bisnis penangkapan, pengangkutan, dan penyimpanan karbon.
konklusi
Carbon Capture and Storage (CCS) adalah teknologi yang sangat penting dalam upaya mengurangi emisi karbon dioksida dan mengatasi perubahan iklim global. Dengan potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia, pemerintah dan industri harus bersedia menginvestasikan sumber daya untuk mengembangkan dan merealisasikan proyek CCS. Melampaui tantangan-tantangan yang ada, kita bisa memanfaatkan teknologi ini untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.